Berbagai Macam Biota Air

BIOTA AIR  silakan download

Bioma Air Tawar
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Secara fisik dan biologis bioma air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Sepanjang evolusi di dalam keturunan organisme ( bentuk kehidupan ) laut yang mengalami perpindahan ke air tawar, ada beberapa yang beradaptasi ke ligkungan air payau, yaitu di muara sungai.

Air tawar memiliki sifat salinitas (kadar garam) rendah. Bioma air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (yang airnya tenang), misalnya danau, kolam, rawa, dan ekosistem lotik (yang airnya mengalir), misalnya sungai.

Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar ada yang berukuran besar (makrohidrofita), ada yang berukuran kecil (mikrohidrofita), yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Tumbuhan yang berukuran mikroskopis misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatom. Sedangkan hewan yang hidup di perairan air tawarsebagian besar berupa ikan perairan air tawar, contoh ordo bridae.

Ciri-ciri bioma Air Tawar

  1.  Variasi temperatur atau suhu tidak mencolok
  2.  Kadar garam atau salinitas rendah
  3.  Penetrasi dari cahaya matahari kurang
  4.  Terpegaruh oleh iklim dan cuaca alam sekitar
  5.  Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai
  6.  Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat
  7.  Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsenutama.

Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi Tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi Hewan

Bioma air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Pengelompokkan Organisme Pada Bioma Air Tawar

  1. Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
  2. Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.
  3.  Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.
  4. Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5 macam:
  5. Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.
  6. Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
  7. Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
  8. Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
  9. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.
  10. Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
  11. Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung,genger, kiambang.
  12. Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
  13. Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.
  14. Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
  15. Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.
  16. Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.
  17. Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.
  18.  Pembagian ekosistem air tawar berdasarkan aliran air
  19. Ekosistem air tawar Lotik : airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir. Contoh dari ekosistem air tawar lotik sering kita jumpai di sekitar kita. Misalnya : Sungai, dan selokan.
  20. Ekosistem air tawar lentik : airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut.

Sungai

Sungai merupakan contoh utama dari habitat air tawar yang mengalir. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Berdasarkan alirannya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian; hulu, peralihan, dan hilir.

2.1 Pembagian daerah aliran sungai:

  1. Hulu, Ciri-ciri sungai yang berada di hulu yaitu, dangkal, banyak sekali batu-batu, sempit, dan kadang terdapat air terjun.
  2. Peralihan, Ciri daerah peralihan adalah agak dalam, batu-batu yang berada di sengai tidak membahayakan, banyak jeram. Dengan ciri tersebut, daerah peralihan inilah yang cocok untuk melakukan pengarungan.
  3. Hilir, Cirinya, kedalaman sungainya sangat dalam, lebar dan arusnya tenang.

Komposisi komunitas hewan dan tumbuhan berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya air tawar. Lingkungan sungai sangat berbeda antara hulu dan hilir. Suhu, nutrien, aliran air dan kejernihan bervariasi pada lingkungan yang berbeda. Bagian-bagian dari sungai adalah hulu dan hilir. Setiap sungai mengalir dari mata air, kebanyakan berasal dari pegunungan, air mengalir deras dari daerah yang lebih tinggi, bagian teratas dari sungai disebut hulu. Dibagian Hulu, air mengalir dengan deras, apabila bagian tersebut terlalu tinggi, terjadilah apa yang kita sebut air terjun, seperti di tawang mangu di Solo, Jawa Tengah. Air yang jatuh tersebut mengalir ke sungai kedaerah sepanjang  daerah hilir sungai. Biasanya berupa tanah datar, sehingga air sungai mengalir dengan lambat. Karena mengandung banyak air, sehingga di sepanjang tepian sungai banyak tumbuhan dan binatang air. Beberapa jenis binatang ada di sungai, kebanyakan mereka memakan tumbuhan air. Tetapi ada juga yang makan binatang kecil lainnya yang sering berada di sekitar sungai.

2.2. Tumbuhan Sungai

Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada sungai, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).

Tumbuhan sungai yang sangat sering dijumpai contohnya Eceng Gondok, tanaman air yang sangat berguna untuk membersihkan air dari logam berat yang bisa meracuni sungai dan danau. Tanaman ini sesungguhnya berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang menyebar luas kesemua daerah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia.

2.3  Hewan sungai

Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada sungai, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:

  1. Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
  2. Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
  3. Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan saluran pencernaan
Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.

Komunitas danau dibentuk oleh:

  • Cahaya
  • Suhu
  • Ketersediaan nutrien (makanan)
  • Oksigen terlarut

Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

3.1 Pembagian daerah danau

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

  •  Daerah litoral

Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Ttmbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air, contohnya enceng gondok teratai.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

  • Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai  fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk potifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

  • Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

  • Daerah bentik

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisaorganisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :

  1. Danau Oligotropik

Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan  kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. Danau Oligotrofik mempunyai sifat air yang bening. Jumlah nitrogen sedikit dan miskin dengan zat-zat organik, pH rendah senggah miskin dengan plankton. Danau atau kolam oligotrofik kaya akan hewan dan merupakan tempat perlindungan bagi ikan. Perairan seperti banyak terdapat di Amerika Serikat.

    2.  Danau Eutropik

Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau Eutrofik mempunyai keanekaragaman organisme yang tinggi. Tipe danau ini umumnya dangkal, kaya akan fosfor, bahan organik dan plankton.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

Di Indonesia bagian barat ikan-ikan lebih didominasi oleh kelompok catfish (jenis-jenis ikan lele dari Famili Siluridae), jenis-jenis ikan karper dari Famili Cyprinidae dan jenis-jenis ikan sepat dari Famili Labyrinthyci. Sedangkan di Indonesia bagian timur didominasi oleh kelompok ikan gobi (jenis-jenis ikan gobius dari Famili Gobiidae). Sejarah geologi Indonesia bagian barat dan timur misalnya di Sulawesi dapat dilihat jelas dari distribusi ikan-ikan yang hidupnya terbatas di air tawar. Ikan-ikan perairan Danau Matano, Towuti, Mahalona, dan Wawontoa merupakan ikan yang khas dan endemik (Contoh: Glossogobius matanensis dan Paraterina).

3.2 Tumbuhan danau air tawar

  1. Alga

Alga menyerupai tanaman umumnya berwarna hijau dan melekat di bebatuan dan di dasar danau, yang masi terpapar cahaya matahari. Ada juga yang menyerupai lumut namun berlendir sehingga menjadikan bebatuan di danau licin. Contoh tumbuhan alga adalah lidah tiung.

Adapun jenis Alga yang lain seperti Ganggang biru ditemukan di berbagai habitat. Ganggang biru dapat tumbuh cepat sehingga menutup perairan. Keadaan ini disebutwater bloom. Beberapa spesies yang menyebabkan water bloom adalah Microcystis, Anabaena, dan bebrapa lainya.

  1. Enceng Gondok

Eceng Gondok, tanaman air yang sangat berguna untuk membersihkan air dari logam berat yang bisa meracuni sungai dan danau. Tanaman ini sesungguhnya berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang menyebar luas kesemua daerah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia

  1. lumut
  2. Teratai
  3. Talas

3.3 Hewan danau air tawar

  1. Berbagai jenis ikan
    Gurame O. Goramy adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium. Dagingnya tebal, gurih, dan enak. Badannya pipih dan lebar. Pertumbuhannya relatif lambat. Berasal dari daerah pulau Sunda besar namun telah dikembangbiakkan di berbagai tempat. Biasanya hidup di rawa, sungai, dan kolam. Ikan ini adalah pemakan tumbuhan dan serangga serta ikan kecil.
    Lele Dumbo C. Gariepinu, Mujair O. Mossambicu, Nila O. Niloticu, Patin Pangasius sp, Gabus C. Striatus.
    Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, famili Pangasiidae. Nama patin juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok hewan ini banyak yang bernilai ekonomi, seperti patin Bangkok dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi atau beberapa pustaka menyebutnya jambal siam).
  2. Molusca
    Hewan sungai lainnya yang berkulit keras yaitu molusca, sejenis siput air. Siput ini menggendong rumahnya kemana-mana. Jenis molusca lain yang mempunyai dua lokan yaitu yang disebut remis.
  3. Lintah dan Cacing
    Hewan kecil lain yang hidup disepanjang sungai seperti lintah dan cacing. Lintah termasuk sejenis cacing. Dia mempunyai alat penghisap di kedua ujungnya. Dengan alat ini lintah dapat melekat erat pada batu ataupun pada bagian binatang, atau tubuh kita saat dia mengisap darah. Hewan  lainnya seperti cacing, tumbuh disepanjang sungai. Mereka membuat tabung kecil dari tanah Lumpur untuk rumah, mereka hidup dalam tabung itu.
  4. Larva dan Serangga
    Serangga-serangga kecil juga banyak menghiasi tepi sungai, seperti capung, kepik, kutu, nyamuk, gegat, kumbang gasing, capung jarum hidup bertengger di ujung ranting atau pun daun tumbuhan yang ada disepanjang sungai. Nimfa dan larva hidup di dalam air. Jika sudah tumbuh, menjadi serangga dan bersayap, mereka meninggalkan air, Nyamuk, serangga gegat dan capung dewasa berputar-putar diatas air. Serangga lainnya yang bertumbuh kembang didalam sungai dari larva adalah kumbang dan kepik air.

Tumbuhan, hewan dan serangga hanya dapat hidup di sepanjang sungai yang berair bersih, oleh karena itu pabrik-pabrik dilarang membuang limbah ke dalam sungai, karena akan mengakibatkan sungai tercemar, dan membunuh ekosistim yang ada didalamnya. Sebelum berkembang menjadi serangga, telur-telur capung diletakkan di sekitar tempat yang basah dan menetas menjadi larva, kemudian berkembang menjadi capung untuk kemudian tumbuh sayap dan menjadi capung dewasa.

  1. Bakteri

Bakteri yang hidup dalam air sungai, bisa membuat air sungai bersih. Hewan mikroskopik ini membantu mengurai kotoran yang ada di sungai, karenanya air menjadi bersih sehingga tumbuhan dan hewan sungai bisa hidup. Jika air sungai tercemar, bakteri juga ikut mati. Sehingga ikan dan tanaman sungai ikut mati.
Makroinvertebrata dapat memberikan petunjuk adanya bahan pencemar, karena jenis-jenis tertentu sangat peka terhadap pencemaran. Meskipun demikian, makroinvertebrata memiliki kelemahan karena tidak dapat digunakan sebagai petunjuk jenis pencemarnya. Untuk mengetahui jenis pencemarnya, harus dilakukan pengujian kimia di laboratorium dan memerlukan keahlian khusus. Apabila terdapat bahan pencemar dalam perairan, maka hewan yang sangat peka akan hilang karena tidak mampu bertahan hidup. Jenis-jenis makroinvertebrata yang sangat peka terhadap bahan pencemar antara lain larva lalat batu (Plecoptera) dan larva ulat kantong (Trichoptera). Karena kepekaannya terhadap pencemar, maka jenis-jenis tersebut hanya dapat ditemukan pada air berkualitas sangat baik atau belum tercemar. Bila kedua makroinvertebrata di atas masih ditemukan berarti kualitas perairan tersebut masih sangat baik. Jenis makroinvertebrata lain seperti larva kumbang (Coleoptera), nimfa capung (Odonata), keong, siput dan udang memiliki kepekaan sedang. Sementara itu, jenis makroinvertebrata seperti cacing rambut dan lintah termasuk jenis yang tidak peka terhadap bahan pencemar. Oleh karena itu hewan tersebut masih mampu bertahan pada perairan yang sudah banyak tercemar atau dalam kondisi kualitas yang buruk. Dengan demikian, apabila pada perairan sungai hanya ditemukan cacing rambut dan lintah, berarti perairan tersebut sudah sangat tercemar.
Ternyata di dalam air sungai tidak hanya ikan yang dapat kita temukan. Ada banyak hewan kecil seperti larva nyamuk atau jentik, larva lalat, larva kumbang, nimfa capung dan kepik air. Kita juga dapat menemukan keong, siput, cacing dan lintah, Contohnya terdapat   di sungai Way Besai di Sumberjaya, Lampung Barat.
Contoh danau:

1. .Danau Lindu
Merupakan danau yang terletak di kecamatan Kulawi, kabupaten Donggala, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia dan berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu. Wilayah yang sering disebut Dataran Lindu ini dikelilingi oleh punggung pegunungan sehingga sulit untuk dijangkau oleh kendaraan bermotor. Di wilayah yang berpenduduk dengan luas wilayah ini juga terkenal dengan laboratorium untuk pemeriksaan penyakit yang disebabkan oleh sejenis cacing schistosomiasis yang hanya bisa hidup melalui perantaraan sejenis keong endemik yang juga hanya hidup di beberapa tempat di dunia. Danau Lindu dimasukkan ke dalam kelas danau tektonik yang terbentuk selama era Pliosen setelah bak besar dilokalisasi dari sebuah bagian rangkaian pegunungan. Merupakan danau terbesar kedelapan di Sulawesi dari segi wilayah maksimal permukaannya. Danau ini biasa dikatakan melingkupi sekitar 3.488 ha.

  1. Danau Toba Sumatra Utara
  2. Danau Kamaka Papua Barat

Danau Kamaka terletak di desa Lomira, juga dikenal sebagai desa Kamaka, di Teluk Triton, Kaimana, Provinsi Papua Barat. Oleh masyarakat setempat, danau ini juga disebut Danau Amafata. Banyak ditemukan lobster segar dan berbagai jenis ikan di danau ini.

 Perbedaan Ekosistem Sungai dan Danau

Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang.

  1. Adanya arus
  2. Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
  3. Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
  4. Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :

  1. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman
  2. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
  3. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat  melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan siput dan cacing pipih.
  4. Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk mengurangi tekanan air.
  5. Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu
  6. Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.
  7. Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai kecenderungan bergantung dan menempel pada permukaan.

Pada air mengalir terdapat dua zona utama, yaitu :

  1. Zona air deras : airnya dangkal, kecepatan arus cukup besar untuyk bebas dari pasir dan zat lain. Zona ini sebagian besar diisi oleh bentos atau perifiton yang melekat erat pada dasr atau ikan yang berenangnya kuat.
  2. Zona tenang : merupakan zona dalam dengan kecepatan arus yang berkurang sehingga pasir dan lumpur mengendap ke dasar. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi bentos tetapi sanmgat menguntungkan bagi cacing, nekton, dan beberapa plankton.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya air tawar.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air. Selama musim panas, suhu air pada lapisan atas menjadi lebih tinggi dari pada air lapisan bawah sehingga hanya air pada lapisan atas yang mengalami sirkulasi dan tidak dapat bercampur dengan lapisan di bawahnya yang lebih dingin dan lebih padat sehingga terdapat lapisan dengan gradient temperatur yang tajam yang di sebut denganThermocline. Air hangat yang mengalami sirkulasi pada bagian atas disebut Epilimnion yang terjadi pada permukaan atas danau. Air dingin pada bagian bawah yang tidak mengalami sirkulasi di sebut dengan Hypolimnion. Pada musim dingin, suhu air pada Epilimnion dengan hypolimnion relatif sama. Ini menyebabkan gerakan air yang mengakibatkan bagian danau yang dalam mendapat pasokan oksigen

Berilah komentar anda !